Perlukah Anak Les Tambahan?

Home » Perlukah Anak Les Tambahan?

Sebagai orang tua terlebih seperti saya seorang emak, pasti ingin yang terbaik bagi sang anak. Tak terkecuali menyangkut prestasi di sekolah maupun hobi yang ingin ditekuni. Sehinggga khusus untuk prestasi akademik, orang tua pun mengikutkan berbagai les tambahan mata pelajaran yang dihadapi di sekolah. Sebenarnya perlu tidak sih les tambahan bagi anak?. Yuk kita bahas disini.

Sudah enam bulan terakhir saya membuka bimbingan belajar untuk anak Sekolah Dasar (SD) di rumah. Bisa dibilang membuka Bimbingan belajar a.k.a bimbel karena suatu yang kebetulan. Sebenarnya tak ada rencana karena Wan sekarang lagi aktif-aktifnya. Berhubung hampir setiap hari jadi tempat curhat emak- emak yang pusing karena minta anaknya diajari matematika dan mata pelajaran lainnya, serta pada akhirnya mengalihkan problemnya pada saya. Dari awalnya hanya satu dua anak tetangga yang ikut bimbel, sekarang hampir 20 anak.

Ada semacam magnet tarik menarik dihati saya yang bertentangan setiap mengajar anak- anak. Bahagia karena bisa memberi kemanfaatan bagi lingkungan dengan ilmu yang saya miliki dan dapat tambahan uang jajan Wan. Namun lebih dari itu ada hal lain yang selalu mengganggu saya, yaitu tentang perlu tidaknya mereka mengambil les tambahan. Karena bagaimanapun anak- anak telah menghabiskan sekitar 6 jam di sekolah, satu jam untuk TPQ sore hari dan di desa saya setiap selesai magrib ada ngaji untuk di Masjib sekitar satu jam. Jadi bisa dikatakan anak- anak harus belajar dalam lembaga pendidikan formal non formal minimal selama 8 jam.

Dengan lamanya waktu belajar, maka anak- anak hanya mempunyai sedikit waktu main diantara jam- jam belajar mereka. Bagaimanapun usia mereka masih anak- anak dan dunianya adalah main. Meskipun mulai ada penanaman tanggung jawab namun sekali lagi bermain masih menjadi kebutuhan bagi mereka. Sehingga bisa dibilang jika dunia main mereka yang bisa dikatakan sedikit tadi harus dikurang lagi dengan les tambahan amat disayangkan. Dari sudut pandang saya ada 2 alasan perlu tidaknya seorang anak mengikuti les tambahan.

Karena Anak Ingin Belajar. 

Bisa dibilang pelajaran sekarang jauh lebih sulit dari yang kita pelajarai dulu. Saya ingat betul awal masuk sekolah dasar baru mendapat pelajaran membaca “i-ni Bu- di, I—ni Wa- ti” dan juga baru belajar angka. Beda dengan pelajaran sekarang, anak kelas satu SD sudah diberi bacaan yang panjang dan harus memahami isi bacaan. Selain itu untuk berhitung saja sudah sangat komplek. Demikian juga, semakin naik kelas pelajaran akan semakin sulit. Dan tak jarang terkhusus yang tinggal di desa seperti saya banyak orang tua yang tidak berpendidikan tinggi yang tak mampu membimbing anaknya untuk belajar. Dilain sisi sang anak ingin belajar dari kesulitan yang dihadapi dalam pelajaran. Dalam hal ini bisa dikatakan anak memerlukan guru pembimbing yang dapat membantunya menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Dan bisa dibilang les tambahan bisa menjadi solusi bagi anak dan orang tua.

Anak les tambahan karena tuntunan orang tua. 

Sebagai orang tua menginginkan anaknya untuk les tambahan sehingga bisa meningkatkan prestasi akademiknya di sekolah. Namun disisi lain, anak ada yang ingin bermain atau telah lelah dengan kegiatannya di sekolah. Sehingga ketika mereka datang ke tempat les kurang adanya motivasi untuk belajar dan les hanya sekedar alasan untuk tidak dimarahi orang tua. Sehingga meskipun telah mengikuti les tambahan tak ada perbedaan dalam prestasi akademiknya.

Jadi kembali lagi pada pertanyaan di judul tulisan ini, perlukah anak mengikuti les tambahan?, jawabannya kembali lagi pada sang anak dan orang tua. Jika kita orang tua bisa membimbing sendiri anak dalam belajar maka akan lebih baik anak belajar dengan orang tua yang lebih memahami karakter dan kemampuan anak. Dan apabila anak ingin benar- benar belajar dan orang tua kurang menguasai pelajaran, les tambahan bisa jadi solusi untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap pelajaran yang dihadapinya.

6 pemikiran pada “Perlukah Anak Les Tambahan?”

  1. Ng.. mbak Anis kan bilang ada 3 pendapat, itu memang baru tertulis 2 kah mbak? Oh iya, terkadang meskipun orang tua berpendidikan tinggi terkadang ada juga orang tua yang malas mengajarkan anaknya belajar karena sibuk membuka toko sampai malam.

    Di samping itu juga sangat disayangkan anaknya yang dikatakan masih butuh banyak waktu untuk bermain, sisa waktunya yang habis untuk belajar di sekolah dan di tempat les tambahan malah menghabiskan waktunya untuk menonton sinetron.

    Terkadang saya ada setujunya juga dengan adanya les tambahan, karena secara pribadi saat saya bersekolah jaman dahulu pelajaran yang diterima di tempat les tambahan lebih mudah diterima daripada waktu di sekolahan. Mungkin karena faktor banyakanya murid di dalam kelas juga karena konsentrasi tidak bisa penuh karena terbagi-bagi ingin bermain dengan temannya.

    Balas
  2. Terima kasih mbak Ran koreksinya.
    Kalo saya tentang les tambahan, kembali lagi pada anaknya apa perlu untul les tambahan atau tidak.

    Balas
  3. Menurut saya tidak perlu mba.
    Dari sedini mungkin biar anak bermain sambil mengamati lingkungan sekitar. Namun lingkungan yang baik yah, biar sang anak bisa menjadi pribadi yang baik.
    Dan jika sudah besar, bisa diikutkan kursus yang anak minati. Jangan dipaksakan anak menuruti apa yang kita mau. Tapi baiknya, kita yang memberikan fasilitas apa yang menjadi passion sang anak. Itu pendapat saya mba. 🙂

    Balas
  4. selain menekan anak les juga ngaruhnya ga terlalu besar mending gausah di lesin.
    belajar dirumah setiap harinya 20 menit aja itu udh mencukupi

    Balas
  5. kalau emng anak butuh tambahan belajar,serta orang tua tidak bisa ( tidak mampu/tidak ada waktu ) ya itu jalan terbaik…tp yang terpenting mesti seimbang, karena otak anak juga mesti butuh refresh…..

    Balas

Tinggalkan komentar


labindo.co.id