Belajar Dari Mak Karamoy

Home » Belajar Dari Mak Karamoy

Diberi amanah untuk menjadi seorang ibu itu memang sesuatu. Terlebih jika melalui penantian panjang mendapatkan dua garis merah pada sebuah testpack. Ada banyak rasa melebihi permen nano- nano. Tidak sekedar manis, asem, dan asin. Lebih dari itu. Malah kadang rasa tercampurkan dengan sempurna. Sehingga diibaratkan bahwa hidup dan rumah tangga lengkap jiwa si kecil sudah hadir di sisi.

Sebagai wanita yang baru dinobatkan menjadi ibu Sembilan bulan lalu, baper pun ikut menjangkiti saya. Tahulah, setiap tingkah polah si kecil jadi incaran kamera. Pamer gambar dan video pun dimana- mana. Terlebih si kecil mulai tahap merangkah. Perhatian ekstra tercurahkan untuk menjaganya. Belum lagi urusan domestik rumah tangga lainnya. Memasak, mencuci, menyetrika dan deretan pekerjaan lainnya hanya terlaksana jika si kecil terlelap. Itupun kadang si ibuknya belum sampai mandi, tangisan si kecil tanda alarm dia bangun sudah berbunyi.

Karena sebuah komitmen, sehingga memaksa kita untuk melakukan sesuatu. Dunia yang seolah milik saya, si kecil, dan urusan rumah tangga pada akhirnya harus saya curi sedikit untuk menunaikan utang arisan link. Eits, yang dapat undian mak Erlisa Karamoy. Pertama baca namanya membuat saya semangat untuk segera cap cus ke TKP. Siapa tahu emak satu ini masih ada kerabatan sama si artis Angel Karamoy. Maklum dulu saya pernah suka sama itu artis. Sekali lagi DULU. Waktu saya masih pake seragama putih abu- abu.

Setelah blusukan ke dalam rumah, eh blognya mak Erlisa saya jadi jatuh cinta di sana. Rasanya ingin berlama- lama karena beberapa tulisan mendatangkan banyak pengetahuan.  Di menu parenting menyuguhkan beberapa tulisan cantik yang layak dibaca. Apalagi tulisannya “Anak Sehat Yang Tangguh, Anakku Untuk Bangsaku Dimasa Depan” mengena banget di saya .Pesan yang dapat saya tangkap di sana bahwa menjadi ibu khususnya kudu bin harus cerdas. Apa yang dilakukan anak nantinya adalah hasil dari yang mereka pelajari hari ini. Terkhusus yang mereka lihat, dengar, tiru dari kita terutama sebagai orangtuanya.  

Bukan sekedar isapan jempol atau pemanis blog saja jika mak Erlisa menuliskannya. Si emak telah memberikan testimony tulisannya dengan tiga buah hati, putra putri yang dimiliki. Dan hebatnya lagi masih sempat menjadi blogger aktif, penulis lepas dan ghost writer. Waduh “Plaakkk” saya serasa tertampar. Karena satu krucil saja blog saya jadi sarang laba- laba.Belum lagi urusan lainnya.

Okey, dunia belum berakhir. Itu artinya ada masa untuk memperbaiki diri. Belajar lebih banyak ilmu per-parenting-an sehingga si kecil bisa tumbuh dan berkembang optimal. Belajar menjadi ibu tangguh untuk menggeluti aneka profesi (Istri, ibu, blogger, dll). Dan yang terpenting menjadikan si kecil bukan sebagai alasan untuk berhenti berkarya tetapi untuk lebih dan lebih banyak berkarya..

12 thoughts on “Belajar Dari Mak Karamoy”

  1. Ayo ah.. lebih semangat. Kata orang hebat yang pernah sharing tips ke saya, orang yang rajin menulis itu orang sibuk yang mau meluangkan waktunya. Coba perhatikan… benar atau tidak?

    Balas
  2. Semangat Mbak Anis… ritme tubuh erlu dibiasakan. kalau sudah beranak pinak (tsah… diksinya…) pasti tahu kapan waktu menulis yg asyik tanpa jadikan blog sebagai sarang laba2

    Balas
  3. Selamat jadi ibu unuk bulan yanv ke 9 ehehhee… Uusan rumah tangga memang nomer satu buat seorangvistri, tapi kalo anak tidur kan nganggur, jadi bisa urusin hobi, nulis hahha ya gak mbak Anis?

    Balas
  4. Wah…makasih mbak udah di ulas dan semoga bermanfaat serta mohon maaf masih banyak kekurangan…hiks.

    Balas
  5. Hmm hebat sekali nih mak karamoy kayanya pantas deh untuk dijadikan blogger sejati.
    Salam kenal dari blogger ganteng.

    Balas
  6. Saya juga turut bangga dengan ibu-ibu yang masih menyempatkan diri untuk berkarya disela-sela kesibukannya sebagai seorang ibu.

    Balas

Leave a Comment