Merawat orang tua sakit merupakan tantangan besar bagi seorang anak sebagai bentuk pengabdian. Bukan hanya kesabaran, tenaga bahkan biaya yang besar harus dikeluarkan.
Namun tentu apa yang diperbuat oleh anak sekarang tetap tak sebanding dengan jasa orang tua terhadap anaknya. Namun demikian, meskipun tindakan merawat orang tua sakit adalah kewajiban anak terhadap orang tunya. Tetapi terdapat banyak kemulian bahkan ganjaran pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Pengalaman Merawat Orang Tua Sakit
Tentang merawat orang tua sakit saya jadi terikat tentang Almarhum bapak. Sebelum dipanggil mendapatkan tempat disisiNya, bapak mendapat ujian sakit yang cukup lama. Tak tanggung-tanggung menurut penuturan emak, bapak telah sakit hampir dua puluh tahun. Itu artinya bapak sakit jauh sebelum saya lahir.
Ketika Almarhum bapak terkena stroke
Dan puncaknya ketika saya kelas tiga SMP, bapak terkena stroke yang mengakibatkan lumpuh total. Segala aktivitas bapak hanya bisa dilakukan diatas tempat tidur. Jika melakukan aktivitas yang berhubungan dengan gerak, maka harus membopong bapak.
Berbagai pengobatan sebenarnya telah diupayakan demi kesembuhan bapak. Dari mulai medis sampai alternative. Dari mulai pil hingga jamu tradisional ekstra pahit hingga pijat urat teramat sakit. Namun karena adanya komplikasi berbagai penyakit seperti jantung, infeksi lambung serta tekanan tinggi upaya tersebut hanya nihil.
Untuk bertahan, bapak harus konsumsi obat setiap harinya. Bahkan untuk tidur dan BAB pun harus dengan bantuan obat. Dan mungkin Allah telah rindu untuk memeluk bapak sehingga tepat empat setengah tahun setelah lumpuh bapak diambil oleh-Nya
Yang jadi catatan dalam tulisan ini bukan saja tentang kesabaran serta kekuatan bapak menghadapi sakit. Karena nyatanya dalam sakitnya ibadah serta kemandiriannya dengan segala keterbatasan menginspirasi kami anaknya.
Cara merawat orang tua sakit
Sebuah catatan lain tentang bagaimana emak sebagai pasangan hidup bapak serta anak-anaknya merawat bapak sebagai orang tuanya ketika sakit. Karena merawat orang tua sakit bukan hanya kesabaran tapi pundi keikhlasan juga diperlukan.
Sebuah penghargaan yang besar tentu layak diberikan kepada emak sebagai orang yang –paling setia menemani bapak hingga maut menjadi pemisah. Kami anak-anaknya juga diberi kekuatan dan kesempatan sebagai bentuk pengabdian untuk merawat bapak.
Ada kalanya tak dipungkiri kelelahan, kejengkelan atau bahkan sedih menghinggapi kami anaknya. Namun pada akhirnya kami “berhasil” merawat dalam kebahagian. Ada sebuah kepuasan batin ketika ada orang yang menjenguk yang mengatakan bapak sangat terawat.
Kebersihan tubuh bapak, obat yang selalu tersedia dan keberadaan anak-anak disampingnya serta cucu- cucunya penting sekali. Semua itu akan menjadi kebahagian Bapak diantara sakit yang dideritanya serta bagi orang-orang yang menjenguk bapak.
Saya mengibaratkan keluarga selayaknya satu tubuh dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan. Jika salah satu anggota sakit terlebih orang tua maka anggota keluarga ang lainnya ikut merasakannya. Merasakannya disini yaitu turut membantu kesembuhan serta merawat orang tua stroke dengan ketulusan dan kesabaran.
Sabar Merawat Orang Tua Sakit
Ada beberapa poin sehingga kunci kesabaran menghadapi musibah sakit tetap terpegang yaitu :
Ingat Jasa Orang Tua
Tak dipungkiri, dalam kehidupan seorang anak bukan hanya tentang bagaimana mengabdi kepada orang tua. Ada banyak permasalahan lain yang dihadapinya sehingga saat tertentu kelelahan dan kesabaran berada dititik terendah.
Maka jika itu terjadi ingatlah tentang jasa orang tua dalam kehidupan kita sebagai sebagai seorang anak. Mengingat kembali pada masa terbaik dengan orang tua bisa menjadi obat mujarab untuk kembali semangat merawat orang tua yang sakit. Termasuk jika sudah tidak tinggal satu rumah, menjenguk orang tua sakit bisa jadi obat terbaiknya.
Pahala merawat orang tua sakit dalam Islam yaitu surga
Saya sempat menangis membaca buku “Satu Tiket Ke Surga”. Di salah satu cerita tentang seseorang yang sedih karena tidak dapat masuk ke sebuah pemandian karena tiketnya habis. Namun sahabatnya mengingatkan mengapa untuk urusan dunia saja menangis sedangkan untuk urusan yang kekal yaitu surga malah tak diperhatikan.
Maka temannya pun menanyakan urusan apakah itu? Jawabannya adalah orang tua. Sungguh sebuah keberuntungan ketika anak dalam hidupnya masih dipertemukan dengan orang tua. Apalagi jika orang tua itu sakit. Tentu merawatnya dengan baik bisa jadi merupakan tiket surga yang disediakan olehNya untuk anaknya.
Ujian merawat orang tua yang sakit
Ada yang menanyakan pertanyaan klise dan hanya membutuhkan jawaban sederhana, apa perbedaan orang yang masih waras dengan orang gila?. Jawabannya cukup sederhana yaitu orang waras masih punya masalah dalam hidupnya untuk dihadapi dan diselesaikannya.
Sedangkan orang gila tidak lagi memikirkan masalah dirinya. Mungkin dalam kehidupan seseorang diberi harta yang cukup, keluarga yang harmonis namun disisi lain orang tua sakit. Disitulah sebenarnya ujian orang tersebut untuk mampu melewati dengan merawat orang tua yang sakit dengan melakukan yang terbaik.
Kalau bukan anaknya siapa lagi?
Kalau dalam perjalanannya ada kejenuhan maka tanyakan kepada diri sendiri, kalau bukan anaknya siapa lagi yang merawat orang tua?. Jika seseorang memiliki harta berlimpah tentu bisa menyewa seorang perawat yang khusus merawat orang tua yang sakit. Namun tak dipungkiri, kehadiran anaknya yang secara langsung turun tangan merawat orang tua sudah terbukti secara klinis membantu proses kesembuhan lebih cepat.
Hikmah merawat orang tua sakit
Saya selalu percaya bahwa Allah SWT tak akan memberi ujian hambaNya melebihi batas kemampuannya. Dan ketika bapak sakit ada syukur yang tetap kami ucapkan. Ada banyak hikmah yang kami dapatkan, diantaranya :
Kebersamaan dengan saudara
Dengan jumlah anggota keluarga tujuh orang plus anak menantu dan cucu tentu tidak sedikit lagi anggota keluarga kami. Disitulah keberuntungan bagi kami sehingga bisa saling bahu- membahu membiayai dan merawat orang tua sakit.
Dan disaat yang sama kami saling mendukung serta menguatkan dalam merawat bapak. Karena dari situlah akhirnya kebersamaan kami sebagai anggota keluarga semakin erat bahkan sampai sekarang ketika bapak telah lebih dari sepuluh tahun telah tiada.
Sebagai bakti kepada orang tua
Segala sesuatu merupakan pelajaran hidup jika seseorang mampu mengambil hikmahnya. Begitupun dengan merawat orang tua sakit. Setidaknya dengan merawatnya menunjukkan bakti dan cinta kita kepada orang tua.
Merawat orang tua yang sakit kita jadi belajar ekstra kesabaran baik terhadap si sakit dengan segala keluhannya dan menangani , belajar mengontrol emosi dan tentunya belajar untuk melakukan sesuatu dengan ikhlas. Tanpa imbalan materi tapi hanya upaya mendapatkan sebuah kebaikan disisi-Nya.
Mengajarkan hidup lebih sehat
Musibah orang tua sakit mengajarkan pada seorang untuk hidup lebih sehat. Sehingga sakit yang pernah menimpa orang tua tidak terulang pada anaknya. Ibaratnya ketika merawat orang sakit maka banyak hal yang kita belajar dari penyakit tersebut.
Misalnya tentang bagaimana kondisi penyakit, apa yang diserang, bagaimana pertolongan pertamanya, apa obatnya dan setidaknya tahu apa penyebabnya. Dari penyebabnya itu tentu tak ingin mengalami hal serupa dengan orang tua yang dirawatkan ?. Karena bagaimanapun mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Kesimpulan
Apapun yang terjadi dalam hidup ini pasti ada hikmahnya. Yang terpenting bagaimana mengambil hikmah serta menjalani dengan ikhlas. Apalagi saat merawat orang tua sakit dimana disaat itulah sangat membutuhkan orang terdekat, terutama sang anak.
Merawat orangtua yang sakit memang ujian kesabaran banget buat kita ya mbak. Semoga keikhlasan kita berbuah pahala. Aamiin
Assalamualaikum mba, saya mempunyai masalah yg sama, merawat orang tua yg lagi sakit.
Memang betul kita harus mempunyai kesabaran yg extra untuk itu. Betul juga kata orang : Keimanan seseorang belum teruji jika belum merawat orang tua yg sakit.
Saya bingung sama diri saya kenapa ? Kenapa saya gak bisa sabar dan bersyukur karena di beri kesempatan sama Allah untuk mengurus orang tua yg sakit ini. Betul juga jalan menuju syurga itu memang susah atau terjal.
Karena saya mempunyai dilema antara mengurus orang tua sakit dan bekerja mencari nafkah untuk keluarga saya sendiri. Saya keluar dari pekerjaan tujuan untuk bisa merawat orang tua sakit dengan harapan kedua adik2 saya bisa membantu kehidupan keluarga saya, eh ternyata tidak sesuai dengan harapan, mereka hanya ngasih alakadarnya, itu yg membuat saya sering stres, effek nya saya sering berantem dengan istri karena kekurangan uang.
Sudah 4 th sudah saya mengalami dilema ini.
Mudah-mudahan Allah memberikan jalan keluar yg terbaik. Amin.
Bapakku lagi sakit mba..
Semoga anak2 lolos ujian ngrawat ortu mba..
Terenyuh baca nya mba, Insya Allah aku menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua ku dan tidak akan pernah menyia nyiakan mereka. Amin. Semoga mba diberi ketabahan juga dalam menjaga ibu ^^
Terharu baca pengalamannya,… tips2nya juga sangat bermanfaat. Thanks for Sharing yaaa
Semoga kelak bisa berbakti dengan merawat orangtua di masa tuanya. Amiiin
sepertinya kita sama salah satu dengan komunitas yaa,,, kalau untuk saya pribadi merawat orgtua yg sedang sakit memang itu adalah hal terwajib bagi anak-anaknya anggap aja ini salah satu ladang pahala pintu syurga terbuka untuk kita. Namun kadang ada anak yang ga mau sama sekali merawat orgtuanya yg sakit dengan alasan malas atau sibuk dengan pekerjaan sehingga memanggil orglain untuk merawatnya. Di zaman era modern seperti ini tidak sedikit anak yang tidak segan menelantarkan orgtuanya.
Masyallah.
Nyesss banget mb baca tulisannya 🙁
terima kasih sudah mengingatkan.
Berat berbakti dengan orang tua.
Apalagi jika sudah berhubungan dengan pemikiran 🙁
aa jadi terharu bacanya :')
Merawat ortu yg sakit memang butuh kesabaran dan keikhlasan, tenaga dan pikiran, saat ini sy mengalaminya mb, alhamdulillah perlahan2 ada perkembangan, ibu sy sakit stroke
betul banget mbak, saya juga merasakannya ketika merawat alm. bapak. Semoga Mbak diberi kesabaran ya
Terimakasih artikelnya mbak, bapak saya sedang sakit, sering kali saya kurang sabar menghadapinya. Artikel ini mengingatkan saya kembali tentang perjuangan bapak untuk menyekolahkan kami anak-anaknya. Beliau sangat mengusahakan kami anak-anaknya agar tidak kekurangan yang kala itu sekolah di pesantren. Sudah 3 tahun terakhir bapak tidak bisa beraktivitas banyak apalagi di luar rumah semenjak terkena COVID di tahun 2020.
Terima kasih mbk.,
Orang tua saya sedang sakit stroke.,tapi sudah bisa jalan.,terkadang saya juga kesal sakit hati lelah.,sdh di rawat dengan baik tetapi kdang kala orang tua saya marah-marah kdang ada saja perbuatan orang tua yang menyebabkan saya jengkel dan kesal.
Mohon solusinya agar saya tidak merasa jengkel dan kesel dengan tindakan-tindakan orang tua saya dan saya pun juga ikhlas merawat.
Terima kasih
Saya tahu benar rasanya berhadapan dengan orang tua yang kena stroke Kak. Selain keterbatasan dalam melakukan aktivitass fisik, emosi juga cukup tinggi. Bahasa kasarannya kayak “sudah dirawat baik masih saja uji kesabaran” gitu kan? Memang dalam waktu tertentu merasa jengkel itu manusiawi kalo menurutku. Namun harus segera ingat, merawat orang tua itu sebentar saja dibandingkan dengan jasa mereka merawat kita hingga dewasa.
Dan, saat mereka sudah tiada ternyata moment merawat orang tua menjadi hal yang kita rindukan, seperti yang sedang saya alami sekarang.