Raut wajah itu menarik ku dalam pusaran rindu yang tak tentu. Tak dapat ku mendefinisikan, terlalu komplek untuk menyampaikan. Atau tak ada kata yang cocok untuk membahasakan. Karena jiwa ini telah menyatu. Tak terpisahkan oleh ruang dan waktu.
Menghitung makna dia bagi saya, hanya membuang energi saja. Sesungguhnya, hanya sayangnya yang membuat saya berdiri dan dewasa. Tanpanya saya bukan siapa- siapa.Tak juga anda pembaca. Meski dia hanya wanita biasa dengan segala keterbatasannya, namun tak begitu bagi saya. Ibu saya adalah wanita Luar Biasa.
Desahan cinta yang menggantung pada lembaran sayup fajar. Kian menyusup ke labirin ruang. Kapan kiranya diri ini berpeluk mengurai rindu, mengabadikan bahagia dalam bingkai kebersamaan. Tak terpisahkan dengan keegoisan pekerjaan. Akankah semua ini akan datang yang menjadikan semua tak hanya angan?
Semakin ku memasuki peran mu wahai ibu, semakin ku merasakan betapa besar jasamu. Ada keraguan bahkan ketakutan yang kadang hadir dalam hati ini, akankah mampu saya setegar dan sehebat engkauIbu…
Emak aku merindukan mu….
Sosok ibu memang luar biasa… saya juga salut dengan ibu dan tentu saja kita tak akan dapat membalas jasa2 ibu 🙂
kasih ibu sungguh sepanjang masa, sedangkan kasih anak hanya sepanjang galah 🙁