Bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan, taman kota atau alon- alon ibarat ruang istirahat untuk melepas penat. Apalagi jika taman kota dilengkapi fasilitas yang memanjakan pengunjungnya. Bukan hanya ramai, mempercantik kota serta maka bisa mendatangkan keuntungan financial jika dikelola dengan benar. Termasuk juga di alon-alon Kota Batu Malang terdapat dermolen yang menyenangkan.
Beberapa hari lalu saya berkesempatan ke Malang. Biasanya saya ke Malang dari arah Surabaya melewati pasuruan. Tapi kali ini berhubung sedang mudik ke Kediri sehingga jalur yang saya ambil pun yaitu Ngantang, Pujon dan Batu. Dan, saya yang tinggal di daerah pesisir Pantura sangat terkejut juga dengan jalur gunung yang meliuk menukik serta kanan kiri berupa hutan dan jurang
Ada kelegaan setelah melewati jalanan selayaknya rollcoaster kemudian menemukan taman untuk istirahat. Dengan letak yang cukup strategis di jalan utama taman kota tentu mengundang pengendara termasuk saya untuk istirahat. Terlebih ketika baby Wan melihat bangunan dengan desain apel dan strawberry langsung teriak senang.
Berada di taman seperti memasuki area wisata yang berbayar. Selain bersih juga tata tamannya sangat menarik. Mungkin ini juga peran pengelola yang benar- benar menjaga serta mengawasi pengunjung taman. Beberapa kali saya melihat pengelola turun tangan dengan berjalan mengitari taman dengan menegur pengunjung yang tak sesuai aturan. Memang untuk menegakkan aturan memang kadang masih perlu pengawasan. Sehingga hasilnya tamannya pun bagus, dan kebetulan pas saya disana petugas kebersihan pun menyapu kembali area taman.
Yang menarik lagi adalah playground yang sangat layak anak. Bahan alat permainan yang plastic sehingga aman untuk anak. Terdapat aturan yang jelas pemakai area playgroun bahkan lantai playground pun didesain bahan yang empuk sehingga jika anak terjatuh tak akan berbahaya. Selama di playground saya tak menemui adanya pengunjung yang tak memenuhi aturan. Sehingga anak dalam bermain bisa aman dan senang.
Adanya bianglala atau masyarakat di daerah saya menyebutnya dermolen serta komedi putar yang untuk menaikinya pengunjung hanya membayar tiket Rp.5000,- cukup menarik. Dari atas dermolen pengunjung bisa menikmati view kota Batu dari atas ketinggian 60 meter. Saya termasuk pengunjung yang juga mencoba wahana dermolen tersebut. Pertama saya mengkawatirkan Baby Wan jika naik akan menangis diatas. Namun ketakutan saya malah bukan pada baby wan karena baby wan menikmati sekali melihat aneka kendaraan dari atas ketinggian. Ternyata malah saya yang harus menutup mata selama berada diatas dermolen dan menyerahkan baby Wan pada bapaknya. Phobia saya terhadap ketinggian belum sembuh juga. Diatas dermolen saya hanya bisa pasrah pada nasib dan hanya menutup mata berharap bencana ujian ketinggian segera hilang.
Sayang sekali kan jika kebetulan lewat kota batu menyempatkan untuk sejenak mampir ke taman kota atau alon- alon batu. Setidaknya dengan berfoto bersama “apel” raksasa menunjukkkan kalian telah ke Batu #eeeaaa
Masih cukup terjangkau ya, Mba. Bisa lah naik bianglala ajak teman-teman ya..hehe
Aku belum ke sampean ke Malang, semoga next time bisa kesana. Dulu pernah mau kesana, malah gagal karena sakit.. Padahal udah bayar mau ikut seminar, jadi hangus tuh uang..:( #Ehh, curhat malah.. haha
Kalau tamannya bersih, tempatnya jadi terlihat lebih menarik dan tentunya betah ya, Mba.
Pasti senang ngajak anak kesini. Bisa puas main-mainnya.
Hebat ya Malang. Sudah gratis, bersih pula (yang terakhir itu yang biasanya kita susah, bahkan untuk yang berbayar) 🙂
Semoga ya segera bs ke malang, eman sekali uangnya hangus
Iyaa mbak Nur, sampai Wan gk mau pulang
Perlu pengawasan ya utk bisa bersih dan terawat
Ini tempat emang enak banget mbak buat rekreasi atau nongkrong pas weekend hehe gratis dan strategis
Betul sekali mbak
kangen malang… hmmmm
wah bagus nik intuk dicoba..
Jadi pingin mampir lagi. Tahun 2017 senang sekali bisa mampir di sini. Asik memang tempatnya.