Menjadi ibu dalam suatu rumah tangga bukan perkara mudah. Apalagi menjadi “menteri keuangan” yang bertugas tidak hanya mengatur urusan keuangan saja tetapi juga aneka keperluan keluarga yang tidak ada habisnya. Tentu dalam menjalankannya harus cerdas dalam menentukan skala prioritas kebutuhan dan serta harus bijak mengatur keuangan. Terlebih bagi yang mengandalkan pemasukan keluarga dari gaji bulanan, harus bisa mengatur keuangan sampai bulan berikutnya yang memungkinkan tidak sampai berutang.
Tak jauh beda dengan ibu rumah tangga lainnya, bisa dikatakan saya harus senam jantung melihat kenaikan harga kebutuhan sehari- hari di pasar. Belum lagi ada pakaian yang lucu model terbaru. Diskon aneka peralatan rumah tangga yang membuat mata ingin membelinya. Tak dipungkiri, kebiasaan ibu- ibu yang doyan belanja memang juga didorong faktor dari luar yang begitu menggiurkan.
Seperti buah simalakama jika sudah mengalami hal serupa. Disisi lain inginlah kita bisa berbelanja dan mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, keperluan rumah tangga bukan soal makan, pakaian dan menuruti keinginan. Ada kebutuhan lain yang juga tak kalah pentingnya seperti dana pendidikan dan juga tabungan masa depan. Sehingga seorang ibu yang bijak dibutuhkan untuk bisa berbelanja sesuai porsinya.
Ada 4 cara yang bisa dilakukan agar bisa menjadi ibu bijak dalam mengatur keuangan keluarga.
- · Berbelanja berdasarkan kebutuhan bukan keinginan. Tidak dapat dipungkiri, yang namanya manusia suka sekali dengan keindangan. Sehingga jika mengetahuinya maka ingin membelinya walaupun belum tentu juga ada manfaatnya. Jika sudah begitu, uang yang sedianya untuk membeli kebutuhan yang urgent malah habis untuk membeli yang sifatnya sekunder. Jadi setiap akan membeli barang, tanya pada diri sendiri apakah barang itu keinginan atau sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga barang yang terbeli benar-benar bisa bermanfaat.
- · Buat daftar belanja. Membuat daftar barang apa saja yang akan dibeli ketika akan ke pasar penting sekali. Selain agar barang yang akan dibeli tak terlupakan juga sebagai rambu- rambu pengingat dalam berbelanja. Jadi jika melihat daftar belanja, dan barang yang yang akan dibeli tidak ada sebaiknya menunda terlebih dahulu untuk membelinya dan lebih mengutamakan barang yang telah tertuliskan.
- ·Membawa uang pas jika berbelanja. Bisa dikatakan kebiasaan ibu- ibu ketika berbelanja adalah membeli barang yang dilihat dan menarik baginya. Terlebih jika merasa membawa uang banyak tanpa berpikir panjang segera membelinya. Padahal sejatinya uang tersebut telah mempunyai pos kebutuhan sendiri. Sehingga biasakan ketika berbelanja membawa uang pas atau jika berlebih jangan terlalu banyak hanya untuk berjaga- jaga. Dari daftar belanja tadi kita bisa kan mengira- ngira akan habis berapa dalam belanja sehingga uang yang dibawa pun juga bisa dipertimbangkan.
- Menyisihkan uang untuk menabung. Jika diperhatikan menabung selayaknya hal sepele namun sangat penting yang sering terlupakan. Ada yang merasa tak bisa menabung karena kebutuhan lebih besar dari pendapatan sehingga uang habis tak ada sisa. Padahal jika kita konsisten untuk menabung banyak sekali manfaatnya. Cara yang terbaik menabung adalah setelah gajian sehingga bukan pada sisa setelah memenuhi kebutuhan tapi lebih pada kewajiban yang harus ditunaikan. Untuk menabung pun tak perlu banyak yang terpenting yaitu konsisten untuk terus melakukannya. Ingatkan kata pepatah “sedikit demi sedikit lama- lama menjadi bukit”
Yang jadi catatan disini, sering kita menabung secara asal- asalan saja. Artinya menabung hanya sekedar menabung tanpa memanajemennya. Jika menabung sekenanya, malah uang jadi habis entah kemana. Seperti saya dulu yang menabung pakai celengan gerabah. Dikit- dikit jika ingin sesuatu tinggal pecahkan celengan “pyaar” uang didapatkan. Uang pun tak terkumpul- kumpul. Akhirnya gerah juga kan kalau sudah begitu. Ketika ada kebutuhan mendesak yang ada hanya pecahan bekas celengan saja.
Sehingga menabung dibank menjadi pilihan saya. Agar tak suka gesek ATM cara saya adalah merusak ATM-nya. Dengan begitu saya tak mudah tergoda mengambilnya. Jikapun harus mengambil karena untuk sesuatu yang penting. Alhasil uang saya pun jadi bisa ditabung dan terkumpul.
Ada lagi yang bikin nyaman nabung di bank yaitu uang yang saya tabung di bank dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Artinya jika sewaktu- waktu bank gagal dan harus ditutup oleh pihak yang berwenang uang saya tidak akan hilang. Jika sudah begini jadi tenang untuk terus tingkatkan saldo asal tak melebihi 2 Milyar. Selain itu ada 3 syarat lain sehingga simpanan di bank di jamin LPS :
1. Tercatat dalam pembukuan Bank
2. Suku bunga simpanan tidak melebihi suku bunga penjaminan bank
3. Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank
Ternyata untuk jadi ibu bijak dalam mengatur keuangan tidaklah sulit. Dan jangan lupa menabung juga ya biar sewaktu- waktu jika ada keadaan darurat dalam keuangan, ada dana talangan yang bisa digunakan sehingga terbebas deh dari berutang.
Bawa uang pas sama list belanjaan, biar gak keluar jalur.