Berdamai Dengan Sejarah Diri

Home » Berdamai Dengan Sejarah Diri

Pernah menemui orang yang telah sekuat tenaga berusaha tapi tetap susah mencari kerja?. Atau mengalami kegagalan dalam perjodohan untuk kesekian kalinya?. Atau banyak masalah lainnya yang membuat hidupnya tak bahagia. Kalau memjawab semuanya adalah takdir maka selesai masalahnya. Namun dalam kontek ikhtiyar, semuanya bisa diubah dengan seijinNya. Tentang berbagai pertanyaan diatas saya jadi ingat pernah mengikuti sebuah workshop pendidikan anak usia dini. Salah satu pembicaranya merupakan seorang peneliti korelasi  masa kecil seseorang dengan berbagai kesuksesan dimasa mendatang. Korelasi yang dimaksud adalah hubungan personal anak dengan orang tua yang mengukirkan sejarah bagi diri sang anak. Sejarah yang diukir bersama orangtua tak selamanya tentang cerita bahagia. Tak jarang justru sebuah kisah sejarah yang meninggalkan luka menganga yang dibawa sang anak hingga dewasa. Bahkan demi ingin menghapus sejarah, berusaha melupakan bahkan merubah jati dirinya. Namun sebuah sejarah tetap lah sejarah. Tak bisa diganti apalagi diperbaharui. Kembali lagi menurut pakar pendidikan usia dini tersebut bahwa seseorang yang memiliki atau menyimpan rasa sakit terhadap bapaknya maka akan mengalami kesulitan dalam hubungan pekerjaan. Sebaliknya jika dalam sejarah hidupnya ada masalah dengan ibunya maka akan mengalami kesulitan pada kasih sayang. Maka untuk bisa mudah mendapatkan kebahagian itu cara yang terbaik adalah memanfaatkan orang tua dan kita meminta maaf kepada mereka. Bagaimanpun setiap orang punya sejarah hidupnya sendiri yang diukir setiap hari. Kita tak bisa mengulang sejarah hidup kita. Tak bisa pula memutar waktu untuk memperbaiki semuanya. Sejarah yang telah terjadi masa lalu dijadikan sebuah pembelajaran dan berdamai dengannya. Ibaratnya sejarah hidup dimasa lalu adala sebuah nasi yang telah menjadi bubur. Tak mungkin merubahnya menjadi nasi kuning dengan bebagai lauk- pauknya yang menggoda. Yang bisa dilakukan adalah bagaiman membuat bubur yang telah dibuat agar nikmat. Bagaimana hidup yang dijalani menjadi bukan sesuatu yang berat tapi sebuah kebahagian.

Tulisan ini diikutkan dalam One Day One Post Blogger Muslimah Indonesai

2 thoughts on “Berdamai Dengan Sejarah Diri”

  1. Setuju Mbak..Kalau nasi sudah jadi bubur ya tinggal tambahin suwiran ayam, bawang goreng, cakwe, jadilah bubur ayam..nikmat.

    Btw, ulasan yang menarik, Mbak:)

    Reply

Leave a Comment