Dunia anak adalah bermain. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya yang tinggi anak akan mengekplorasi apa saja yang ditemui, terutama lingkungan disekitarnya. Sebagai ibu saya tak ingin membatasinya bermain apa saja sepanjang tak berbahaya. Karen adari situlah anak akan belajar mengenal dunia. Namun apa jadi jika alat mainan yang digunakan misalnya tanah menjadi salah satu sebab anak sakit, disentri misalnya. Tidak perlu panic bunda, yuk baca ulasan saya tentang disentri. Disentri adalah penyakit pencernaan akibat bakteri salmonella. Jadi sekilas ketika disentri anak seperti mengalami diari tapi ada gejala tambahan yang dialami anak. 1. Biasanya sebelum disentri atau kadang sedang disentri anak disertai badan panas. Jadi apabila anak BAB beberapa kali dan sebelumnya atau sedang panas bisa diwaspadai anak terkena disentri. Namun dilihat dahulu gejala lainnya yang dialami anak. 2. Feses anak terdapat lender seperti ingus. Kadang jika berlanjut tanpa penanganan bahkan di fesesnya akan disertai dengan darah. 3. Feses lebih berbau dan berubah warnanya 4. Anak sebelum BAB akan mengejan namun yang keluar sedikit demi sedikit. 5. Anak mengalami BAB beberapa kali dalam sehari. Tak berbeda dengan diare, anak mengalami lebih sering BAB. Namun yang membedakan lebih pada fesesnya. Diare berbentuk cair sedangkan disentri berlendir. Terus bagaimana jika anak mengalami gejala seperti diatas. Tentu sebagai orang tua apalagi ibu tak boleh panik apalagi menangis. Langkah yang pertama adalah sebaiknya di bawa ke dokter untuk mengetahui langkah penanganan yang terbaik. Kalau karena alasan tertentu belum bisa ke dokter ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 1. Memberi anak oralit atau minum yang banyak terutama untuk anak yang sering mengalami BAB dengan tujuan agar anak tidak kehabisan cairan dan lemas 2. Hindari memberi makanan berserat misalnya saja sayuran dan buah- buahan. Untuk makanannya sebaiknya bubur atau dengan yang bertekstur halus Setelah dibawa dokter biasanya dokter akan memberikan antibiotik yang berfungsi untuk membunuh bakteri atau kuman penyakit di tubuh. Biasanya karena anak susah minum obat hanya diminum saat anak sedang disentri dan berhenti setelah tidak lagi meskipun obat antibiotiknya masih. Padahal untuk antibotik aturan pemakaiannya harus habis. Karena untuk membunuh kuman dan kumannya agar tak balik lagi. Pengalaman saya karena sudah merasa sembuh maka anak saya berhenti minum antibiotiknya. Tapi kemudian anak mengalami disentri lagi meskipun sudah saya jaga betul kebersihannya. Kalau sudah begitu, seharusnya anak sudah berhenti minum antibiotic malah harus mengulangi dari awal lagi. Tentu tak inginkan anak kita terkena disentri. Langkah preventif atau pencegahan adalah yang paling tepat. Bukan dengan cara menghindarkan anak untuk tidak bermain tanah misalnya, tapi membersihkan tangan anak dengan sabun secara benar. Kemudian jangan lupa juga membersihkan atau memotong kuku anak yang panjang karena kuman akan mudah masuk ke tubuh anak dengan kuku. Penting juga untuk menjaga daya tahan tubuh sehingga anak tak mudah mengalami sakit.
Artikel Terbaru