Yang namanya kota, selalu menawarkan kemudahan dengan fasilitas yang disediakan. Namun memiliki alasan pulang kampung tetap jadi impian. Entah pulang kampung sementara saat lebaran atau selamanya karena satu atau beberapa hal.
Kota menyediakan banyak apangan pekerjaan yang tersedia, pilihan lembaga pendidikan yang beraneka, tempat belanja yang tak ada habisnya hingga arena wisata. Semua memang tersedia di kota
Seakan kehidupan kota tak pernah ada matinya, berdenyut setiap saat tanpa mengenal waktu. Pesona kota itulah telah menjadi magnet bagi para perantau dari desa untuk datang bahkan ada yang menetap di sana.
Ada yang hanya sebagai tempat pemenuhan kebutuhan baik akan pekerjaan, pendidikan atau yang lainnya. Namun tak jarang kemudian ada yang menetap menjadi warga kota sehingga tak pulang merantau
Bagaimanapun kondisi hidup di perantauan tentu masih nyaman tinggal di tanah asal. Sehingga pengen kampung halaman pun tetap ada. Ada masa dimana harus memutuskan untuk kembali ke kampung halaman tentu dengan berbagai pertimbangan.
Alasan Pulang ke Kampung Halaman
Ada sebuah tanggung jawab, tantangan bahkan paksaan untuk pulang. Mungkin diantara kita ada yang sedang galau untuk kembali ke kampung halaman atau hidup terus di kota, berikut ada beberapa alasan seseorang memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.
Ingin Slow Life
Bekerja di kota memberikan kesempatan lebih besar untuk mendapatkan penghasilan besar. Faktanya, untuk mencapainya harus bekerja keras dan tangguh menghadapi tantangan. Sayangnya bagi sebagian orang, tekanan hidup di kota mengurangi kesehatan mental.
Sejak tahun 1980-an di beberapa negara mulai bergaung istilah slow life. Slow life atau slow living yaitu gaya hidup yang menekankan ketenangan hidup dan menjauhkan diri dari stress. Ritme hidup di desa yang jauh dari tekanan dan kemacetan cocok untuk menjalankan slow living. Itulah mengapa, sebagaian orang akhirnya untuk pulang merantau dan menetap di desa
Bakti kepada orang tua
Ada waktu ketika orang tua melepaskan anaknya untuk pergi merantau meraih keinginannya. Namun adakalanya juga mereka ingin kembali berkumpul dengan anak- anaknya. Terlebih jika merupakan anak satu-satunya dan kondisi orang tua yang sudah tua.
Tentu orang tua pengen pulang kampung bagi anaknya sehingga membantunya mengelola tanah pertanian maupun pekerjaan lainnya. Selain itu, masa tua mereka ingin di temani anak dan cucunya. Tentu ada opsi lain jika si anak tetap tinggal di kota dengan membawa sang orang tua ikut dengannya.
Namun banyak yang orang tua yang ingin menikmati masa tuanya dengan tetap hidup di desa, bersama hijaunya tanaman di pesawahan, ternak serta tetangga yang selama ini menemaninya.
Tentu ini seperti buah simalakama bagi sang anak antara kemapanan tanah perantauan atau orang tua. Namun tentu pertimbangan bakti pada orang tua lebih utama bisa menjadi alasan pulang kampung bagi sebagian orang.
Pekerjaan .
Alasan yang paling banyak dijadikan seseorang untuk merantau adalah Karena pekerjan dan pendidikan. Kalau jodoh sih bonus dari kedua hal tersebut #eh.. Pendidikan dan pekerjaan seperti paket yang tak terpisahkan dari seseorang.
Ketika seseorang memutuskan mengejar pendidikan ke luar kota, biasanya mereka akan malas untuk kembali ke kampung halaman setelah menamatkan pendidikannya. Mereka lebih senang mencari pekerjaan di kota tempat mengenyam pendidikan, atau bahkan ke luar kota yang lebih jauh lagi.
Gaji yang besar dan fasilitas di kota yang serba ada jadi alasannya. Namun dunia persaingan di kota amatlah besar. Sekali waktu orang bisa berada diatas, namun tak jarang akan berada di bawah. Begitulah, usaha yang awalnya sukses, bisa saja gulung tikar.
Karyawan yang bergaji besar, tiba-tiba kena PHK. Dengan kondisi seperti itulah, seseorang “dipaksa” untuk kembali ke kampung halaman demi mendapatkan pekerjaan yang ada di desa.
Bakti Pada Kampung Halaman.
Walaupun kelihatan seperti pahlawan kesiangan bagi desa namun tujuannya sungguh mulia. Sederhana saja sebenarnya, ketika mempunyai sesuatu dari pendidikan serta pengalaman yang diperoleh selama merantau dan ada peluang untuk menerapkan di kampung halaman, apa salahnya di coba.
Tentu dibutuhkan seorang pribadi yang siap keluar dari zona nyaman serta inovatif yang bisa melakukannya. Membuka sesuatu yang bisa memperdayakan masyarakat desa entah berupa pekerjaan atau jasa tentu sangat bermanfaat.
Tentu keputusan pengen pulang kampung halaman entah dengan alasan seperti diatas atau yang lainnya, perlu pertimbangan yang matang dan pemikiran yang mendalam. Yang paling penting diingat adalah kadang kita tak menyukai sesuatu, namun justru di situ terdapat ladang kebaikan atau bahkan pintu surga termasuk juga untuk pulang ke kampung halaman.
Tempat Tinggal
Sebagai kebutuhan primer, papan atau tempat tinggal selalu jadi pertimbangan untuk menetap. Termasuk saat memutuskan kembali ke desa asal bisa jadi karena membangun rumah disana.
Tidak dipungkiri, untuk bisa memiliki rumah di kota perlu biaya besar. Sebaliknya, terus menerus kontrak rumah atau kost perlu mengeluarkan biaya tiap bulan. Solusinya bisa dengan membangun rumah di desa dan pulang merantau selamanya.
Kesimpulan
Apapun alasan pulang kampung dan menetap di desa, satu orang dengan lainnya berbeda. Yang jelas baik hidup di desa maupun di kota sama peluang yang di dapatkan pun semakin besar. Terlebih dengan kemajuan teknologi seperti sekarang. Siapapun bisa berpenghasilan kota meskipun tinggal di desa. Tentu menarik kan?
teman ku habis aja resign padahal karirnya sedang meningkat, tapi katanya dia memilih untuk pulkam untuk berbakti kepada orang tua dan umat
Selalu ada alasan untuk pulang. Dan alasan terbesar adalah bapak ibu. :).
aku ngga punya kampung, Mak. Kadang bosen bgt ma jakarta. Tapi gmn yah? Plg kampung biasanya kan ketemu ortu yah, ortu dan mertua ku juga di sini semua. Yasudahlah, jaga jakarta apalagi kalauvpas lebaran
banyak alasan untuk pulang kampung ya
Selalu ada alasan untuk pulang 🙁
aku juga lagi galau antara keduanya itu tuh, nice post mbak
saya, juga mensyaratkan itu sama suami waktu mau menikah dg saya
Semoga pilihannya menjadi ladang kebaikan baginya ya mbak
Betul sekali Mbak
berrti Mbak Anggraini orang kota tulen 😀
Betul sekali Mbak
PULANG SELALU MENJADI KERINDUAN
Segera memilih dan menentukan Mbak
saya malah kebalikannya Mbak, suami yang mensyaratkannya
Jadi ingat kampung halaman nih di Makassar, ingat orang tua, saudara, teman-teman. Huah, jadi pengen nangis. Kangen
kangen juga pingin mudik ke kampung
Jadi rindu pulang ke Tuban nih. Apalagi saat agustusan gini. Banyak yang seru-seru di desa. Kangen suasana desa yang tenang.
Baca tulisan ini jadi kangen sama emak yang ada di kampung, hiks
Suatu saat..
Jika sudah waktunya..pulang kampung..
Skrg berbKtinya jarak jauh dahulu
Suatu saat..
Jika sudah waktunya..pulang kampung..
Skrg berbKtinya jarak jauh dahulu
Hallo Mba, saya lagi galau ini di jakarta kerja sambil kuliah, alhamdulillah S1 ku sudah selesai bulan ini dan pekerjaan ku sudah lumayan mantap tinggal nego gaji lagi. Tapi tiba-tiba terbesit di hati ingin kembali ke kampungku bengkulu. Teringat orang tua yang semakin menua dan saya ingin sekali berbakti kepada ortu. Tapi saya sekarang galau Mba, solusinya gimana. Putria – 22 tahun
Mba Anis pulkam nya ke mana?