Wajah tua Mbah Jono terlihat lebih jelas karena kekhawatiran dan kesedihan. Kesekian kalinya ia bercerita padaku sudah lebih sebulan hujan belum turun lagi. Sementara jagungnya yang mulai tumbuh terlihat layu kekuningan karena kurang air. Bagi Mbah Jono dan warga lain di desaku yang bermata pencaharian petani, hujan adalah sumber kehidupan. Selain memiliki sawah, Ladang tadah hujan jadi tumpuan hidup hanya akan dapat ditanami jika musim penghujan. Namun kini musim yang kacau membuat hidup Mbah Jono juga tidak pasti. Selain gagal tanam, tentu saja utangnya akan bertambah. Ya, karena untuk menyebarkan benih saja mereka harus utang demi bisa menanam.
Cerita tentang Mbah Jono sebagai petani umum terjadi di desaku yang mulai tergusur industri. Bertahan menjadi petani ditengah kesulitan harus berharap pada alam yang tak pasti membuat para pemuda memilih jalan pintas menjadi buruh pabrik. Tapi apa daya bagi yang sudah tua dan pendidikan hanya ala kadarnya seperti Mbah Jono misalnya. Seperti terjepit jaman, hidup bertani susah ditengah polusi yang kian parah.
Oh ya, sebelumnya kenalkan aku Anis yang kini tinggal di desa kecil di Tuban. Desa ini sama dengan desa lainnya yang mana penduduknya sebagian besar petani dan beberapa menjadi nelayan. Sekitar 25 tahun lalu industri masuk ke desa ini khususnya industri semen. Tentunya setelah 2 pabrik semen besar tak jauh dari desaku, industri lainnya juga mengikutinya.
Ada banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan hadirnya industri. Lapangan pekerjaan hingga program CSR perusahaan yang banyak membawa kemajuan bagi desa sekitarnya. Namun, tentu saja setali tiga uang, industri juga membawa dampak lain yaitu polusi.
Bicara polusi bukan hanya terjadi di desaku saja namun hampir di semua tempat. Polusi kini menjadi permasalahan global. Banyak aktivitas sehari- hari disadari atau tidak turut menyumbang meningkatnya polusi.
Polusi dan Pemanasan Global
Terjadinya polusi tidak lepas dari campur tangan manusia dalam mengeksploitasi alam sekitarnya. Data dari Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) merupakan suatu badan di PBB yang terdiri dari 1300 ilmuan dari seluruh dunia mengatakan 90% aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi gas CO2, CH4 dan N2O di angkasa.
Ketiga gas tersebut paling cepat meningkat jumlahnya dalam beberapa tahun terakhir kemudian membentuk #SelimutPolusi yang menahan pantulan sinar matahari yang ada di bumi kembali ke angkasa. Akibatnya suhu permukaan bumi semakin panas dan kita mengenal sebagai pemanasan global. Pemanasan global yang berasal dari selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.
Apakah Perubahan Iklim Itu?
Saat ini ada perubahan signifikan dengan iklim di dunia. Perubahan iklim sendiri bisa karena proses alami atau internal. Bisa juga karena ulah manusia terutama dalam penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan polusi CO2.
Perubahan iklim yang terjadi sekarang ini memiliki dampak yang luar biasa. Suhu yang lebih tinggi, kenaikan permukaan air laut hingga terjadi iklim ekstrim sehingga menyebabkan banjir dan kekeringan yang lebih panjang.
Di daerah tropis sendiri seperti Indonesia sekarang ini, kenaikan suhu juga berakibat menurunnya produktivitas pertanian sehingga bisa berakibat kelaparan.
Cara Mengatasi Perubahan iklim
Untuk mengatasi perubahan iklim ini memang perlu langkah kongkret dan serius. Tidak bisa hanya dilakukan secara personal tapi perlu berkolaborasi semua pihak. Tapi meskipun begitu harus dimulai dari diri sendiri sebagai #MudaMudiBumi dengan cara mengubah pola hidup minim sampah. Minim sampah disini berati tidak hanya sampah domestik saja tetapi juga gas emisi karbondioksida hasil dari bahan bakar fosil.
Caranya tentu salah satunya dengan menggunakan kendaraan umum dan lebih banyak naik sepeda jika berjarak dekat. Terus kita harus pandai dalam mendaur ulang sampah sehingga tidak semakin menggunung.
Terus jika suatu hari saya diberi kesempatan untuk membuat kebijakan maka saya akan membuat program satu orang satu pohon. Coba bayangkan jika program ini terlaksana, maka dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak maka banyak pula pohon yang ditanam.
Berkolaborasi untuk Wujudkan Dunia Bebas Polusi
Setelah diri kita sendiri berusaha untuk mengurangi polusi dan perubahan iklim, selanjutnya bisa berkolaborasi #UntukmuBumi dengan semua pihak . Salah satu hal penting dalam penanggulangan perubahan iklim yang memaksimalkan kembali fungsi hutan sebagai paru- paru dunia.
Hutan sebagai solusi mengatasi polusi dan perubahan iklim
Seperti yang kita ketahui, hutan memiliki manfaat banyak sekali. Selain fungsi ekonomi yaitu menghasilkan kayu, hutan juga memiliki fungsi menjaga lingkungan. Di lereng bukit misalnya hutan mencegah terjadi lonsor dan banjir. Lebih jauh lagi dengan fungsi pohon yang dapat menyerap CO2 maka bisa mengurasi polusi udara. Sehingga saatnya #TeamUpForImpact khususnya dalam reboisasi serta menjaga hujan jangan sampai terjadi kebakaran atau penggundulan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
Penutup
Memang untuk membebaskan bumi dari selimut polusi tidak mudah. Namun bukan berarti tidak mungkin. Kita bisa memulainya dengan langkah kecil secara personal. Terus agar membawa perubahan yang besar kolaborasi dengan semua pihak.