Sampai kapan blog mampu bertahan ditengah persaingan media kreatif lainnya?”
Pertanyaan diatas saya ambil dari status media sosial dari teman blogger. Bagi saya pertanyaan tersebut cukup menggelitik. Di tengah gempuran berbagai aplikasi yang menarik lainnya, akankah blog mampu bertahan lama. Pertanyaan tersebut pun kemudian banjir komentar. Salah satu komentar yang cukup realitis dan saya pun mengiyakan “selama ada mesin pencarian maka blog bertahan”.
Nyatanya benar dunia blog makin bergempita. Bahkan banyak emak- emak yang memilih resign dari kantoran demi menekuni dunia blogging. Di friend list media sosial saya saja semakin banyak yang menyatakan dirinya sebagai blogger. Begitupun berbagai komunitas blogger baru banyak terbentuk. Ini membuktikan, media yang mengedepankan tulisan ini pun tak kalah dengan media audio visual, youtube misalnya. Masih tetap bertahan dan semakin diminati.
Sebagai salah satu yang menyatakan diri sebagai blogger, perkembangan dunia blogging akhir- akhir cukup membahagiakan. Setidaknya karya blogger mulai diakui dan dipertimbangkan. Bahkan brand, perusahaan bahkan instansi pemerintah banyak yang meng-hire blogger untuk meningkatkan awareness. Begitupun keahlian blogger yang terbiasa membuat konten dipercaya sebagai influencer. Pintarnya blogger merangkai kata serta aktifnya dimedia sosial juga menjadi buzzer agar brand makin dikenal. Tentu saja membuka peluang, blog awalnya tempat mengekspresikan serta mengaktualkan diri kini bisa jadi sumber rejeki. Bahkan rejeki tersebut berimbas pada media sosial yang dimiliki.
Ketika Tantangan Blogger Semakin Besar
“Semakin tinggi sebuah pohon maka semakin kencang angin menerpanya”
Salah satu sifat manusia adalah lupa. Ketika berada di atas awang- awang akan lupa melihat ke bawahnya. Saat semakin terkenal, dimana- mana banjir pujian. Hingga menjadi pembicara kondang atas nama blogger. Besar kepala itupun mulai menjalarinya. Begitupun dengan blogger pemula yang baru mendapatkan job dari blog. Dengan penuh bangga menampilkan kemampuannya. Terlalu euforia dengan nama blogger yang disandangnya.
Dalam sebuah grup WA pernah seorang teman mengatakan ada beberapa pihak agency yang enggan bekerja sama dengan blogger senior. Alasannya beberapa oknum tersebut sulit bekerja sama. Hal yang sering dilupakan yaitu tidak menjalankan tugas sesuai brief. Atau kadang mengerjakan melebihi DL yang ditentukan.
Diskusi tersebut seolah menjadi tamparan bagi saya pribadi. Bagi pemburu deadline seperti saya kadang kali meremehkan tugas dan pekerjaan. Akhirnya ketika jatuh hari H karena ada sesuatu hal malah jatuhnya tidak maksimal menjalankan. Bagi saya pribadi, blogger masa kini bukan sekedar eksis di dunia blogging. Namun justru tantangan terberat mampu menyelaraskan antara skill dan attitude-nya
Skill Atau Attitude ?
Saya membaca sebuah situs yang menyoroti tentang dua poin utama yang sering dipertimbangkan dalam penerimaan pegawai baru: attitude dan skill. Di website tersebut mengambil contoh seorang mahasiswa “bibit unggul” yang mendapatkan beasiswa di luar negeri. Dengan pengetahuan yang didapat, si mahasiswa itu mengomentari seniman dengan bahasa yang kurang pantas. Netizen yang maha benar akhirnya ramai berkomentar. Salah satunya mengomentari bahwa attitude mahasiswa tersebut bisa menyebabkan sulit mendapatkan pekerjaan.
Mungkin bagi si mahasiswa maksud membuat kritik sesuai dengan ilmu yang diterimanya. Nyatanya kurang memperhatikan tata krama justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Kemampuan yang kita miliki kadang tanpa sadar membuat diri bangga atas prestasi yang diraih sehingga melupakan attitude. Padahal tidak selamanya skill yang utama dan menjadi segalanya. Bahkan menariknya sebuah riset di Inggris tahun 2010 menyatakan 96 lebih perekrut pekerja lebih mengutamakan attitude dari pada skill yang dimiliki. Dan hasil riset tersebut masih dianggap relevan hingga kini.
Hasil survey diatas selaras yang disampaikan Teh Ani Berta dalam online Course yang saya ikuti. Teh Ani selalu mengingatkan attitude harus dijaga kepada siapa saja. Kepada teman sesama blogger jangan sampai saling sikut pekerjaan. Kepada agency selalu berbuat baik meskipun job yang diberikan bisa dibilang receh. Dan juga selalu ikhlas dalam pekerjaan.
Saya beruntung dipertemukan Teh Ani di Online Class ISB. Beliau merefresh kembali apa sih tujuan kita bikin blog ini. Jangan sampai karena mengejar materi konten yang diberikan hanya advertorial. Sisi humanisme blogger harus tetap dikedepankan dalam tulisan. Itulah yang membedakan blogger dengan portal berita online yang hanya memberikan informasi bukan cerita dari hati.
Tetap Bertahan di Tengah Tantangan Jaman
Salah satu yang menarik dari dunia blogger adalah ilmunya yang terus berkembang. Blogger agar dapat bertahan menghadirkan konten yang bagus harus terus belajar. Dulu awal blog hadir hanya konten dan foto saja. Namun seiring berkembangnya teknologi membuat Infografis, coding dan desain serta vlog menjadi skill yang diperlukan seorang blogger.
Yang juga perlu diingat lagi sikap yang baik juga akan membantu blogger meraih tujuannya. Beberapa sikap perlu blogger terapkan adalah :
1. Menghargai orang lain
Di dunia blogger yang terus berkembang tidak ada senioritas. Yang ada adalah orang yang mau belajar atau tidak. Jika menyadari hal tersebut membuat kita tidak merasa jumawa. Meskipun sudah membuat bloger puluhan tahun, sama saja dengan yang baru jika tidak menyesuaikan perkembangan. Begitupun dengan yang baru masuk dunia blogging. Orang sudah lama di dunia blogger pasti sudah makan asam manisnya. Maka belajar dari mereka tentu akan membuat blog lebih bagus
2. Mau belajar
Sekarang ini banyak kelas baik berbayar maupun tidak yang bisa dimanfaatkan blogger untuk belajar. Saya yakin setiap majelis ilmu baik online maupun offline banyak manfaatnya. Meskipun apa yang dibahas bukan ilmu baru bagi kita, tetapi ada insight lain yang bisa didapatkan. Caranya tentu saja kosongkan “gelas” untuk menerima ilmu dari guru. Mengikuti kelas sebaik mungkin dan bagikan ilmu yang didapatkan meski hanya satu ayat.
3. Networking
Di jaman sekarang, salah satu poin penting keberhasilan seseorang adalah networking. Networking yang bagus akan membuka banyak peluang. Misalnya menjaga hubungan baik dengan agency kedepannya membuka pintu rejeki lagi. Selain itu dalam networking dibutuhkan komunikasi dan kolaborasi. Setidaknya menurut Kang Maman Suherman kedua kemampuan tersebut diperlukan kaum milenial untuk bertahan dalam tantangan jaman.
Kesimpulannya, untuk mampu bertahan menghadapi tantangan jaman seorang blogger selain mengupgrade skill perlu juga terus memupuk attitude yang baik.
Halo kak, kali pertama berkunjung kesini. Aku setuju persoalan attitude, walau bagaimana pun sikap dan perilaku kita akan jadi catatan perjalanan sso dalam konteks yg dibahas adalah karir/pekerjaan. Apakah catatan itu baik/buruk orang-orang menilai gak hanya dari skill juga dari sikap kita ya :’))
Pembahasannya menarik, salam kenal ya kak
Salam kenal juga kak, betul sekali kak. Selain skill attitude juga perlu diperhatikan dalam berkarier ya