Teman, adakah perbedaan yang sangat terlihat ketika engkau telah menikah?.Banyak tentunya, dari mulai tanggung jawab, status, bahkan juga persahabatan yang telah lama kita bangun. Semula, ketika belum berkomitmen mengikat janji bernama pernikahan, dengan seenaknya kita dapat bersama dengan sahabat. Apalagi yang hidup diperantauan, Bersama sahabat bisa dilakukan hampir 24 jam (maklum satu kos bareng). Ada fakta unik yang saya temui, baik pengalaman pribadi maupun cerita dari teman. Setelah menikah hp menjadi sepi mampring, baik bunyi sms yang sebelumnya tiap seperempat bunyi, ataupun juga nada dering telpon juga hanya diam. Kalaupun ada telpon maupun sms itupun yang dalam katagori emergency, bukan sebagai canda lagi. Tak di pungkiri, sahabat pun seperti menghilang. Banyak faktor yang mempengaruhinya kenapa hal itu sampai terjadi. Bisa yang punya hp sibuk dengan hidup barunya sehingga kurang tanggap merespon teman, namun bisa juga si sahabat yang merasa sungkan dan takut mengganggu kebersamaan pasangan pengantin baru. Pernah sahabat saya, karena lama saya tak tahu kabarnya maka sms pun saya kirim untuk menanyakan keberadaannya. Namun lucunya, saya di balas :
βKita sudah putus Nis. Karena kita sudah menikah, jadi biarkan saya mencari pengganti mu β
What?, meskipun itu sebuah guyonan namun alangkah indahnya jika persahabat tetap terjalin dan tak ada bedanya baik sebelum ataupun setelah memulai kehidupan baru. Tapi kalau pacar (bukan jadi suami) sih lain lagi ceritanya..
@mbak Ely :mungkin juga bisa guyonan, namun klo dipikir-pikir ya lucu juga, apalgi bilang bahwa saya sekarng sudah "mantan kekasihnya"
@ alfath :ada yang merasa terganggu dengan dihubungi oleh teman, namun ada juga yang merasa senang jika dihubungi, karena kadang karena banyak hal orang yang telah menikah "lupa" untuk menjaga silaturrahim dg teman.
dan saya lebih berada di posisi yang kedua.
@Ronal : Betul sekali, setelah berumah tangga keluarga menjadi prioritas.
hahaha emang bener mbak kaya gitu koq saya dulu temen banyak ketika masing2 sudah pada nikah wah udah deh pada sibuk sendiri-sendiri.. tapi bedanya hp saya makin sering berdering karena istri tetep sigap sms dan telpon saya dimanapun dan kapanpun saya berada wkwkw
@ papapz :kalau dari suami sih masih tetap Om papapz, namun kalau sudah liburan berdua, hp kita sama -sama terdiam. hahaha
@ Ari Tunsa : Pengakuan "dosa " ya Bang? #peace..Hehehe
iya sih kadang suka iseng mau smsn temen2 tapi kadang mau sms apa.. garing deh π
Untung temen2ku luntang-lantung belum pada nikah mbak. Bisa sepi tanpa mereka. :')
@ Papapz : sama juga Pak, kadang sms namun ya setelah tanya kabar, kagak ada lanjutannya, alias sms berhenti sampai di situ
@ enhas : tanpa loe gal ramai, kata iklan rokok sih gitu. memang seperti itulah teman.
kalau menurut pengalaman saya, kalau kita sudah menikah dan punya anak, kebiasaan2 kita memang berubah. Intensitas bersua dengan sahabat berkurang, bukan karena tak sayang tapi karena keadaan telah berubah. Anak dan istri juga butuh waktu untuk diperhatikan π
Tapiii… walau keluarga adalah nomor wahid, jangan sampai kita gak punya "me time" lho untuk tetep bareng sahabat. Asal ijin keluarga didapat maka bolehlah sekali sekali ada "me time" π *versi asmie sie* heee..
apalgi yg baru jd ortu, waktu penuh untuk buah hati dan istri.
Ma kasih kunjungannya..
betul mbk asmie, persahabatan harus ttp di jaga,namun pngalaman saya bagaimanapun tetap ada perbedaan sebelum n sesudah menikah.
kalau sudah menikah sepertinya prioritasnya beda (aku belum nikah, lho, lol). teman2ku yang sudah lebih dulu menikah lebih sulit diajak hangout daripada yang masih lajang. malah ada yg jadi lebih tertutup juga. mudah2an sih itu bukan tanda2 mereka punya unhappy marriage π
Persahabatan tentu nggak harus putus karena salah satu pihak sudah menikah, Anis…saya punya sahabat yang sudah menjalin persahabatan selama 29 tahun lo…malah tadi pagi dia baru pulang kembali ke malang setelah 3 hari menginap di rumah saya…indaaah banget rasanya, bisa ngobrol-ngobril lagi kayak dulu π
Salam kenal juga, Anis…makasih kunjungan dan komennya ya!
saya juga sering males kalau terjebak dalam keadaan yang sperti itu
entahlah! bagi seorang individualis-apatis seperti saya, sahabat bermakna sama dengan teman.
@ indi :mungkin ketika teman jarang kumpul bareng lagi pernikahan sekarang menjadi proritas mereka π
@Bintang :pengen banget punya sahabat seperti sahabatnya mbak π
@ Pencerah : malas menikah atau kumpul dengan teman?
@ misterius : dulu saya juga seperti itu namun setelah di perantaun dan tak ada saudara mau tak mau harus berteman, dan sahabat baru ssaya dapatkan disini..terima kasih telah berkunjung π
@ ania : terima kasih kunjungannya, iya, dyah tu teman bertengkar saya, bingungkan?
@Fauzi : maunya gak putus zi, tapi kalau di putus gimana?, #sambil meneteskan air mata.
mbak el : hehehe, iya mbak el..baru bisa masuk rumah nih, kemarin- kemarin cuma numpang komen di rumah tetangga, termasuk rumahnya mbak el..