Siapa yang mampu menjadi luar biasa bahkan segalanya bisa?. Kalau istilah kerennya multitalenta. Mau dong pastinya. Tapi Allah Maha Adil memberikan manusia lengkap satu paket dengan kelebihan dan kekurangannya. So, keduanya berjalan beriringan, dan tentunya saling mengisi dan melengkapi.
Kerinduan mengenang masa-masa di kos dulu membuatku tergelitik untuk menulis kali ini.
Waktu itu tiba- tiba listrik konslet di rumah. Di pastikan hari yang mulai malam membuat rumah gelap gulita. Aku yang sedang sendirian tentu saja panik. Bukan karena takut gelap, tapi ada perasaan serba kawatir yang tak terdefinisikan. Bagaimana nanti ke kamar mandi, mencari barang, dan lain sebagainya. Maklum waktu itu aku baru saja pindah kos yang baru, belum genap satu bulan. Jalan terakhir adalah menghubungi teman. Dan yang bikin sensi jawabannya dengan seenaknya “akhwat kok penakut!”. What?, ingin rasanya ku lempar sandal (Astagfirullah..). Emang akhwat wonder women tidak boleh takut apapun gitu?, padahal takut adalah manusiawi kan, apalagi dalam kondisi yang gaswat wa darurat!.
Kejadian lain yangmembuat ku agak ilfil adalah pernah suatu kali aku kurang paham tentang masalah fiqih. Sebagai orang yang tak tahu dan berusaha ingin tahu akhirnya aku bertanya ke teman. Dan, bisa di tebak jawabannya “anti kan akhwat, pasti lebih tahu!”. Hemmm, jawaban kali membuat mulut ku manyun lima centi. Yee..emang yang memakai kerudung lebar ( lebih tepatnya menutup dada), harus tahu segalanya. Tidak boleh bertanya dan selalu jadi bahan rujukan (yang terakhir bukan aku banget). Hohoho, ini namanya diskriminasi !.
Sebenarnya masih banyak hal lain yang dihubungkan dengan status akhwat yang mana harus selalu sempurna di segala bidang. Agak berlebihan memang, tapi itu juga merupakan pengalaman dan curcol dari teman-teman akhwat.
Kata akhwat yang sebenarnya berasal dari bahasa arab yang artinya saudara perempuan, dikalangan teman/lingkungan saya agaknya terdapat pergeseran makna. Akhwat lebih diartikan wanita yang memakai kerudung lebar, kaos kaki dan biasanya aktif dalam kegiatan dakwah. Saya sendiri kurang paham mengapa seperti itu, mungkin kurangnya pemahaman dan ilmu saya. Hanya sematan gelar akhwat yang sering diartikan harus sempurna segalanya, membuatku kalau ada yang bertanya “anti akhwatkan?”, dengan enteng dan tanpa merasa bersalah (karena tak salah, hehehe ), saya jawab “bukan akhwat, tapi muslimah”.
Peace Deh J.hehehe