Aku mengenal mereka selayaknya malaikat dengan sayap-sayap sucinya.
Merangkulku dalam kegundahan, dan menunjukkan jalan cahaya.
Tak sampai balas jasa di terima, karena mereka pergi begitu saja
Menjalani kehidupan dengan beragam cerita dan pengalaman. Lurus, berbelok, berdiri bahkan kadang terjatuh. Pahlawan kan hadir bukan sebagai pejuang empat lima dengan segala perlengkapan. Pahlawan hadir ketika orang betul-betul membutuhkan. Orang sederhana yang sanggup menginspirasi dan memotivasi. Seperti diriku yang menemukan beberapa jejak pahlawan. Teringat ketika masa awal SMP, saya harus naik sepeda selama satu jam. Suatu hari, sepeda saya tiba-tiba tidak bisa digerakkan. Bukan karena ban bocor, tapi pedal tak bisa di gerakkan. Rasanya aku ingin menangis, sementara jarak ke rumah masih enam kilo. Beberapa orang lewat begitu saja, hanya melihat. Ingin rasanya berteriak minta tolong, tapi saya terlalu kecil keberanian karena hanya anak kecil yang baru keluar desa. Sampai beberapa saat kemudian ada bapak yang dengan baik hati berhenti menyapaku. Kemudian dengan ikhlaspun mengantar aku ke reparasi sepeda. Karena ada kerusakan yang parah sehingga tidak bisa langsung di bawa pulang, akhirnya Beliau mengantar aku pulang. Subhanallah, pahlawan yang luar biasa bagiku saat itu. Seandainya tak ada bapak tadi, aku mesti harus berjalan. Seandainya tidak ada Bapak itu tak ada yang mau mengantar. Dan, aku tak mengenal sama sekali Bapak tersebut. Itulah pertemuan ku yang pertama dan terakhir dengan Bapak tersebut. Masih banyak pahlawan-pahlawan dalam hidup ini. Jejak mereka meski tak tertulis di atas prasasti namun tetap abadi dalam sanubari. 🙂