Dulu aku berpikir kalau mandi uang hanya pepatah. Tapi setelah hidup di kota (maklum awalnya anak desa), mandi uang memang benar adanya. Kalau sudah air PDAM mati bisa dipastikan kita harus merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa menikmati yang namanya mandi. Sebenarnya kalau mau muka agak tebal bisa sih numpang mandi di masjid, but kita wanita..so, tentunya lebih cari amannya dari pada gratisan tapi bahaya. Meski bagi kita anak kost, mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air mandi merupakan pengeluaran di luar anggaran dan sedikit banyak berpengaruh pada budget bulanan tapi itu harus kami lakukan. Dari pada di jauhi teman karena bau badan. Hmmm… Sebenarnya jika air PDAM telah benar-benar mati, setetes pun tak ada, bisa juga membeli air mandi satu meter kubik dengan harga tiga puluh ribu. Tapi, itupun harus ekstra dan ekstra sabar sampai air dikirim. Daan perlu diketahui, jika kita pesan air hari ini belum tentu besok sudah di kirim. Itu artinya, kita harus nahan beberapa “hajat” yang ingin kita laksanakan. Dari pada seperti itu, mending aku dan teman-teman memilih “mandi uang”. Definisi mandi uang sendiri kita dapatkan saat harus membeli air galon yang biasa untuk minum, kita gunakan untuk mandi. Sebenarnya sayang juga, selain harganya mahal, air yang didapatkan juga sedikit. Bayangkan air galon hanya bisa untuk sekali mandi tanpa keramas. Untuk melakukan hajat yang lain pastinya kita harus beli lagi. Tapi, karena keterpaksaan kita harus mandi uang. Ingin sekali rasanya jika “kekeringan” seperti ini melanda, air di desa ku yang berlimpah ruah bisa aku boyong ke sini. Karena di desa ku sumber mata air tak pernah kering. Sungai-sungai bersih dengan ikan-ikannya masih setia membelah desa. Dan tentunya, ketika mandi pun di sana, tak perlu membuang uang hanya sekedar membeli air. Tinggal nyemplung ke sungai, kesegaran kami dapatkan. Namun, semua itu hanya angan, bolehlah suatu hari nanti jadi kenyataan..:)
Artikel Terbaru